Kelompok pembudidaya ikan kota Cirebon berhasil panen lele membantu dari Dirjen Budidaya Perikanan KementerianKelautan dan Perikanan (KKP).
Lele yang dipanenhanya berusia 45hari. "Kami panen cepat dan bedasarkan perhitungan besarnya sudah cukup yakni sekitar12 ekor untuk satu kilogram," kata Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) kota Cirebon Enjo Suharjo kepada wartawan, seperti dikutip Antara akhir pekan lalu.
Dikatakannya,panen dipercepat juga dimaksudkan guna menghindari jangan sampai terlalu banyak yang setres dan mati karena cuaca panas.
Ia menjelaskan, Dirjen Budidaya Perikanan KKP memberi bantuan kepada 75 paket lele di kota Cirebon. Satu paket berupa terpal untuk kolam ukuran 5x10 meter, benih ikan sebesar rokok sebanyak 6500 ekor dan pakan sebanyak 650 kilogram.
Enjo menuturkan pengalamannya memelihara ikan sebanyak itu yang mati sekitar 20%. "Hasilnya diharapkan paling sedikit 300 kilogram dan dijual Rp 10 ribu per kilogram," katanya.
Keuntungan memelihara ikan lele dalam kolam terpal, kata Enjo, terhindar dari hama dan penyakit bila dibandingkan dilepas di kolam tanah.
Selain itu, bisa memanfaatkan pekarangan rumah yang sesuai dengan kota Cirebon yang tergolong sempit.
"Sedangkan untuk pemasaran ikan lele masih cukup baik, buktinya begitu kita panen pembeli sudah datang langsung, "katanya.
Upaya peternak ikan lele Cirebon itu juga ikut mendukung program pemerintah menjadi negara penghasil ikan terbesar dunia pada 2015.
Sementara itu Penyuluhan Perikanan Kota Cirebon Nanang mengatakan, sebanyak 75% unit kolam bantuan Dirjen Budidaya Perikanan tersebut berjalan baik.
"Kita saksikan hari ini, salah satu paket bantuan tersebut justru dipanen lebih awal karena sudah memenuhi syarat dari segi berat ikan. Anjuran sekitar dua sampai tiga bulan panen ternyata tidak perlu Cukup 45 hari sudah bisa dipane," katanya.
Sebelumnya Pelaksana tugas (Pit) Dirjen Perikanan budidaya KKP Ketut Sugema mengatakan, paket bantuan kepada pembudidaya merupakan alokasi dan dana APBN untuk KKP tahun 2010. Bantuan itu diberikan kepada kelompok tani, perseorangan, maupun sarjana yang baru lulus kuliah.
"Paket dialokasikan untuk menciptakan lapangan kerja baru. Kalau paket berhasil, kita akan tingkatkan di tahun 2011. Alokasi anggaran untuk perikanan budidaya memang ditambah," kata Ketut.
Ketut mengatakan, perikanan budidaya air tawar yang paling cepat panen adalah lele disusul patin, dan nila. Sedangkan perikanan budidaya air laut yang potensial di pasar ekspor adalah kerapu.
"Ada udang dan bandeng yang tetap potensial dan menjadi primadona kita untuk pasar ekspor," kata Ketut
Ketut menambahkan, perikanan budidaya yang akan dikembangkan dalam skala besar berupa minapolitan. Kini, KKP telah menetapkan dan menjalankan 24 kawasan minapolitan.
Kawasan minapolitan itu akan dikelola secara terpadu di mana sektor hulu dan hilir menyatu.
"Di satu kawasan ada uasaha hulu yang produksi dan usaha hiril untuk pengelolanya. Sudah saatnya kita mengembangkan usaha terpadu agar produk yang kita ekspor sudah punya nilai tambah," kata Ketut.
Dia menambahkan, dari24 minapolitan percontohan tersebut 11 diantaranya sudah memiliki master plan.
Pihaknya mengharapkan 13 kawasan minapolitan lainnya dapat menyusul untuk memiliki masterplan namun jika hal itu dilakukan sekarang maka sudah terlambat.
"Kalau memang potensinya berkembang maka akan dipercepat. Namun kalau memang sulit dikembangkan maka akan dipindahkan ke daerah lain," katanya, (ant/jjr)
SUMBER INVESTOR DAILY 14 FEBRUARI 2011 HAL 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar